BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

August 29, 2009

Batin vs Gunting

Tulisan ini sebenernya mau gue post kemarin (Jum’at) malam. Namun apa daya, mata sepertinya bener-bener udah susah diajak berteman. Tertidurlah gue didepan laptop. Untung paginya pas gue cek gak ada sisa-sisa liur mengering diatas keyboard.. hhe

Okay, don’t think about it, just start to read.

Kamis kemarin adalah hari yang cukup melelahkan buat gue. Setelah beberapa bulan gak aktif di kegiatan UKM Fotografi kampus, kemarin gue disibukkin sama kegiatan loading (gladi kotor) untuk keperluan acara “Display UKM”. Yang diselenggarakan hari Jum’at-Sabtu di Auditorium Kampus C Unair. Acara rutin tahunan yang diperuntukkan untuk para mahasiswa baru supaya tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di lingkungan akademis baru mereka.

Segalanya berjalan lancar hari itu. Pulangnya gue sempetin mampir ke tempat pangkas rambut. Ya benar gue mau potong rambut disitu, bukan mau tes urine. Gue emang baru beberapa kali potong di tempat ini. Sebab, salon langganan sebelumnya gue rasa udah terlampau tidak rambutiawi, dengan kebijakan penaikkan tarifnya yang bikin dompet gue nangis darah *muntaber kaleee*

Pas gue dateng, sambutan dari sang tukang potongpun kurang begitu ramah.
Mas Tukang Potong: “Mau potong kaya gimana?” (muka tanpa ekspresi)
Gue: “Kaya biasanya mas, sasak-tipisin-dikit.”
MTP: (no respon, hanya gerakan non verbal menyiapkan gunting, dll. - muka tanpa ekspresi)
Gue: (diam dan masih berpikiran positif ngeliat masnya dari cermin)
MTP: (mulai memotong rambut si Gue - muka masih tanpa ekspresi)
Gue: (masih juga diam dan berpikir positif)

Setelah beberapa selang waktu yang diisi hanya dengan suara “ckriik, ckriik, ckriik”.
Gue: (dalam hati) “ANJIR!! nih orang perasaan dari tadi sama sekali gak nyemprotin air ke rambut gue, pantesan kok rasanya kaya dijambak-jambak (air bikin rambut lebih licin & gampang pas dipotong)“
MTP: (masih memotong dengan muka yang herannya masih juga tidak berekspresi)
Gue: (dalam hati) “Buseet, mas, disemprot donk airnya, masa cuma dipajang doang tuh botol semprotan air”
MTP: (masih memotong, karena memotong rambut adalah profesinya)
Gue: (dalam hati) “Haduuh, sakit nih rambut gue, rasanya kaya ada belasan semut merah gede disebar di kepala trus ngegigitin rambut gue.”
MTP: (masih juga memotong, karena memotong rambut adalah caranya mencari nafkah)
Gue: (masih juga dalam hati) “Gue ngomong beneran ke dia gak ya?? Tapi takutnya dia lagi bete & kalo gue ngomong ntar malah kuping gue yang dipotong, ITU HOROR” (lagian gue maklum, nih orang emang asalnya dari Pulau diseberang berinisial M yang terkenal akan mitos masyarakatnya yang egonya keras)

And at the end gue tetep pasrah dalam hati. Biarlah air tetap dalam botolnya. Dan biarlah semut merah gede ada di kepala gue, hikz.

Overall hasil akhirnya tetep memuaskan sih, walopun berulang kali gue harus elus-elus terus kepala gue.

Pas gue mau keluar & cabut, gue sempet denger dia ngomong pelan, “lho, tadi lupa gak pake semprot air (sambil megangin botol semprotan airnya).”

GUE YANG SAYUP-SAYUP MENDENGAR ITU: ...





0 comments: